Saturday, June 11, 2016

Filosofi Pakaian Tradisional Jawa


Kali ini saya mau share tentang Filosofi Busana Jawa Guys :D
Busana Pengantin Laki Laki

Busana adat Jawa mempunyai perumpamaan atau pralambang tertentu terutama bagi orang Jawa yang mengenakannya. Busana Jawa penuh dengan piwulang sinandhi, kaya akan suatu ajaran tersirat yang terkait dengan filosofi Jawa. Ajaran dalam busana jawa ini merupakan ajaran untuk melakukan segala sesuatu didunia ini secara harmoni yang berkaitan dengan aktifitas sehari – hari, baik dalam hubungannya dengan sesama manusia, dengan diri sendiri, maupun dengan Tuhan Yang Maha Kuasa pencipta segala sesuatu dimuka bumi ini. Busana Jawa yang akan dijelaskan dibawah ini terdiri dari busana atau pakaian yang dikenakan pada bagian atas tubuh, seperti iket, udheng;bagian tubuh seperti rasukan atau bisa disebut dengan baju, jarik, sabuk, epek,timang,bagian belakang tubuh yakni keris, dan bagian bawah kaki yaitu candela.
1. Iket
Iket adalah tali kepala yang dibentuk sedemikian rupa sehingga berbentuk penutup kepala.
Cara mengenakan iket harus kenceng, kuat supaya ikatannya tidak mudah terlepas. Bagi orang Jawa arti iket adalah agar manusia memiliki pamikir atau pemikiran yang kencang, tidak mudah terombang – ambing hanya karena factor situasi atau orang lain tanpa pertimbangan yang matang

2. Udheng

Udheng dikenakan pada bagian kepala dengan cara mengenakan seperti mengenakan topi. Bila sudah dikenakan diatas kepala, iket menjadi sulit dibedakan dengan udheng karena ujudnya sama. Udheng berasal dari kata mudheng artinya mengerti dengan jelas. Maknanya manusia akan memiliki pemikiran yang kukuh bila sudah mudheng atau memahami tujuan hidupnya. Manusia memiliki fitrah untuk senantiasa mencari kesejatian hidup sebagai sangkan paraning dumadi. Makna lain dari udheng ini adalah agar manusia memiliki keahlian / ketrampilan serta dapat menjalankan pekerjaannya dengan pemahaman yang memadai karena memiliki dasar pengetahuan.

3. Rasukan/Baju

Sebagai ciptaan Yang Maha Kuasa, hendaklah manusia ngrasuk atau menganut sebuah jalan atau agama dengan kesadaran penuh menyembah Tuhan Yang Maha Esa.

4. Benik

Busana Jawa seperti beskap selalu dilengkapi dengan benik ( kancing ) disebelah kiri & kanan. Lambang dari benik itu adalah bahwa manusia dalam melakukan tindakannya dalam segala hal selalu diniknik; artinya diperhitungkan dengan cermat. Apapun yang dilakukan janganlah sampai merugikan orang lain, dapat menjaga antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.

5. Sabuk/Epek

Sabuk digunakan dengan cara melingkarkan di badan atau lebih tepatnya dipinggang. Sa-buk artinya hanya impas saja, ngga untung & ngga rugi. Makna sabuk adalah agar manusia menggunakan badannya untuk bekerja sungguh – sungguh, jangan sampai pekerjaannya tidak menghasilkan atau tidak menguntungkan ( buk ) (impas/tidak ada keuntungan). Kata sabuk berarti usahakanlah agar segala yang dilakukan tidak ngebukne. Jadi harus ubed atau gigih..
Epek
Persamaan Epek adalah apek; golek; mencari. Artinya dalam hidup ini, kita harus memanfaatkannya dengan mencari ilmu pengetahuan yang berguna.

6. Timang

Timang adalah pralambang bahwa ilmu yang ditempuh harus dipahami dengan jelas & gamblang, agar tidak gamang atau menimbulkan rasa kuatir. (samang – samang; berasal dari kata timang )

7. Jarik
 
Jarik adalah kain panjang yang dikenakan untuk menutupi tubuh sepanjang kaki. Jarik artinya aja serik. Jangan mudah iri terhadap orang lain, karena iri hati hanya akan menimbulkan rasa emosional, grusa – grusu dalam menanggapi segala masalah.
  •  Wiru
 
Mengenakan jarik atau kain selalu dengan cara mewiru ujungnya sedemikian rupa. Wiru atau wiron bisa terjadi dengan cara melipat – lipat ujung jari sehingga berwujud wiru. Wiru artinya wiwiren aja nganti kleru. Olahlah segala hal sedemikian rupa sehingga menumbuhkan rasa menyenangkan dan harmonis, jangan sampai menimbulkan kekeliruan dan disharmoni.

  •  Bebed
 
Bebed adalah kain atau jarik yang dikenakan laki – laki. Bebed artinya manusia harus ubed yakni tekun & rajin dalam bekerja mencari rezeki.

8. Canela
 
Canela dijabarkan dari canthelna jroning nala, atau peganglah kuat di dalam hatimu. Canela sama dengan selop,cripu atau sandal. Canela dikenakan di kaki dengan maksud agar kita selalu menyembah lahir & batin, hanya di kaki-Nya

9. Curiga & Rangka
 
Curiga atau keris berujud wilahan, bilahan dan terdapat didalam warangka atau wadahnya. Curiga dan warangka adalah pralambang bahwa manusia sebagai ciptaan menyembah Tuhan sebagai penciptanya dalam sebuah hubungan kawula jumbuhing Gusti. Curiga ditempatkan di belakang artinya dalam menyembah yang Maha Kuasa hendaknya manusia bisa ngungkurake godhaning Syetan yang senantiasa mengganggu manusia ketika akan bertindak kebaikan


ORANG YANG DENGAN MUDAHNYA MENGATAKAN SESAT KEPADA SESEORANG ADALAH ORANG YANG TIDAK atau BELUM PAHAM AKAN DIRINYA SENDIRI

Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ
Busana Pengantin Wanita



























  • Racik melati miji timun , sanggul rambut diisi dengan irisan daun pandan dan ditutup rajut bunga melati. Perpaduan  daun pandan dan bunga melati memancarkan keharuman yang berkesan religius, sehingga pengantin diharapkan dapat membawa nama harum yang berguna bagi masyarakat.    
  •    Ronce bunga melati tibo dodo, pada bagian bawah agak ke arah kanan sanggul dipasang untaian melati berbentuk belalai gajah sepanjang 40 cm, diberi nama gajah ngoling. Hiasan ini bermakna bahwa pemakainya menunjukkan kesucian/kesakralan baik sebagai putri maupun kesucian niat dalam menjalani hidup yang sakral pula. 
  • Cunduk Menthul dan Pethat/sisir berbentuk gunung, diperindah perhiasan cundhuk sisir dan cundhuk mentul di bagian atas konde 5 tangkai bunga dipasang di atas  sanggul menghadap belakang, menggambarkan sinar matahari yang berpijar memberi kehidupan.

Gunungan


Gunungan dalam paes ageng
 
Gunungan juga diletakkan di kepala dan berbentuk seperti gunung. Kenapa berbentuk gunung? Karena gunung dipercaya oleh masyarakat terdahulu sebagai tempat yang sakral dan tempat bernaungnya para dewa. Simbol ini diletakkan di kepala perempuan menandakan bahwa perempuan harus juga dihormati oleh suaminya.

Centhung


Cethung
Centhung berbentuk seperti gerbang sebanyak dua yang terpasang di sisi kanan dan kiri. Ini adalah simbol tentang gerbang kehidupan. Artinya, perempuan harus siap untuk memasuki gerbang baru dalam kehidupannya. Perempuan harus siap masuk memasuki kehidupan dalam rumah tangga dan memerankan diri sebagai seorang istri.

Prada


Prada
Ini adalah riasan yang dibuat di kening sang Pengantin wanita. Biasanya berwarna hitam dan berbentuk garis lengkung. Kalau kita lihat, besar lengkungan di kening berbeda-beda. Terdapat satu lengkungan besar yang dibuat di tengah, dan diapit oleh lengkungan-lengkungan kecil. Lengkungan yang besar adalah simbol kebesaran Tuhan. Sedangkan lengkungan yang kecil disebut pengapit. Sebagai simbol bahwa istri nanti harus siap menjadi penyeimbang dalam rumah tangga. Selain itu, di dalam lengkungan tersebut terdapat tiga titik. Titik ini sebagai simbol Trimurti (Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa)

Citak


Citak
Ini yang dilukis di tengah kening seperti riasan India. Citak berada tepat di tengah-tengah. Sebagai simbol bahwa perempuan harus fokus, berpandangan lurus ke depan, dan setia.

Alis Menjangan


Alis menjangan
Adalah bentuk alis yang bercabang seperti tanduk rusa. Ini memang terinspirasi dari hewan rusa. Karena, rusa adalah hewan yang cerdik, cerdas dan anggun. Artinya perempuan harus memiliki ketiga karakter ini. Perempuan harus cerdik, cerdas dan anggun.

Sumping


Sumping
Adalah hiasan yang diletakkan di telinga. Saat ini sumping yang digunakan oleh pengantin terbuat dari lempengan logam. Namun pada awalnya, sumping yang digunakan oleh trah raja terbuat dari daun pepaya. Karena, daun pepaya rasanya pahit. Menandakan bahwa menjadi istri harus siap untuk merasakan berbagai kepahitan.

Kalung Sungsun


Kalung sungsun
Kalung ini bersusun tiga. Simbol dari tiga fase kehidupan yang harus dilalui oleh seorang perempuan. Fase ini terdiri dari kelahiran, pernikahan dan kematian. Artinya perempuan harus siap untuk menghadapi fase-fase tersebut.

Kelat Bahu


Kelat bahu
Kelat bahu adalah hiasan yang disematkan di bahu pengantin perempuan. Kelat ini berbentuk hewan naga. Hewan naga adalah hewan yang dipercaya memiliki kekuatan besar. Artinya, menjadi perempuan harus kuat. Kuat menghadapi banyak masalah yang terjadi setelah menikah.

Gelang

Gelang paes ageng (http://cdn.klimg.com)
Gelang paes ageng

 gelang yang dipakai pengantin perempuan berbentuk bulat tanpa putus. Ini adalah simbol dari cinta abadi antara dia dan suaminya. Wow, so sweet ya!

LATEST POSTS